Karena pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung yang bersamaan, maka:
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan lubang ini.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga terjadi pembesaran ventrikel kanan.
penyebab hipertrofi gingiva:
tatalaksana TOF:
Pada serangan sianosis, diberikan oksigen dan morfin. Untuk mencegah serangan lainnya, untuk sementara waktu bisa diberikan propanolol.
Pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung ini biasanya dilakukan ketika anak berumur 3-5 tahun (usia pra-sekolah). Pada kelainan yang lebih berat, pembedahan bisa dilakukan lebih awal.
Pembedahan yang dilakukan terdiri dari 2 tahap:
1. Pembedahan sementara Pembuatan shunt bisa terlebih dahulu dilakukan pada bayi yang kecil dan sangat biru, agar aliran darah ke paru-paru cukup. Shunt dibuat diantara aorta dan arteri pulmonalis. Setelah bayi tumbuh cukup besar, dilakukan pembedahan perbaikan untuk menutup kembali shunt tersebut.
2. Pembedahan perbaikan terdiri dari: - penutupan VSD - pembukaan jalur aliran ventrikel kanan dengan cara membuang sebagian otot yang berada di bawah katup pulmonalis - perbaikan atau pengangkatan katup pulmonalis - pelebaran arteri pulmonalis perifer yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan. Kadang diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dipasang sebuah selang (perbaikan Rastelli).
Jika tidak dilakukan pembedahan, penderita biasanya akan meninggal pada usia 20 tahun. Orang tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa diajari tentang cara-cara menghadapi gejala yang timbul:
1. Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan
2. Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering
3. Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang
4. Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya
5. Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama serangan sianosis
VERSI LAIN:
1. Mengatasi kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi yang cukup.
3. Tindakan konservatif.
����� Pengobatan pada serangan sianosis
a. �Usahakan meningkatkan saturasi oksigen arteriil dengan cara :
����������� * Membuat posisi �knee chest� atau �fetus
����������� * Ventilasi yang adekuat
b. Menghambat pusat nafas denga Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg im atau s kutan
c. �Bila serangan hebat bisa langsung diberikan Na Bic 1 meq/kg iv untuk mencegah asidosis metabolik
d. Bila Hb <> 10 kg : tutup VSD + reseksi infundibulum.
5. �Tatalaksana gagal jantung kalau ada.
6. �Tatalaksana radang paru kalau ada.
7. �Pemeliharaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endokarditis.
PEMANTAUAN
- Keadaan umum;
- Tanda utama;
- Sianosis;
- Gagal jantung;
- Radang paru;
- EKG;
- Gejala abses otak
Tatalaksana rawat jalan
1. ��Derajat I :
Medikametosa : tak perlu
Operasi (rujukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif.
Kontrol : tiap bulan.
2. �Derajat II dan III :
���� Medikamentosa ;
- �Propanolol
Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakan kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif.
Kontrol : tiap bulan
Penderita dinyatakan sembuh bila : telah dikoreki dengan baik.
VERSI LAIN:
PENATALAKSANAAN
Penderita baru dengan kemungkinan tetralogi Fallot dapat dirawat jalan bilamana termasuk derajat I, II, atau III tanpa sianosis maupun dispneu berat. Penderita perlu dirawat inap, bila termasuk derajat IV dengan sianosis atau dispneu berat.
Tatalaksana penderita rawat inap
1. Mengatasi kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi yang cukup.
3. Tindakan konservatif.
Pengobatan pada serangan sianosis
1. Usahakan meningkatkan saturasi oksigen arteriil dengan cara :
· Membuat posisi ”knee chest” atau ”fetus
· Ventilasi yang adekuat
2. Menghambat pusat nafas denga Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg im atau s kutan
3. Bila serangan hebat bisa langsung diberikan Na Bic 1 meq/kg iv untuk mencegah asidosis metabolik
4. Bila Hb <>
5. Propanolol 0,1 mg/kg iv terutama untuk prolonged spell diteruskan dosis rumatan 1-2 mg/kg oral
Tindakan bedah (rujukan) :
– Operasi paliatif: Modified BT shunt sebelum dilakukan koreksi total: dilakukan pada anak BB <>
– Koreksi total: untuk anak dengan BB > 10 kg : tutup VSD + reseksi infundibulum.
PEMANTAUAN
– Keadaan umum;
– Tanda utama;
– Sianosis;
– Gagal jantung;
– Radang paru;
– EKG;
– Gejala abses otak
Tatalaksana rawat jalan
1. Derajat I :
– Medikametosa : tak perlu
– Operasi (rujukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif.
– Kontrol : tiap bulan.
2. Derajat II dan III :
– Medikamentosa ; Propanolol
– Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakan kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif.
– Kontrol : tiap bulan
– Penderita dinyatakan sembuh bila : telah dikoreki dengan baik.
hubungan hasil lab (Hb 19 dan Ht58) dengan TOF:
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit hematokrit akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan hematokrit normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
gambaran clubbing finger:
interpretas RR 56X/menit, nafas cuping hidung dan retraksi interkostal: