- basilus gram negatif: E. coli, Klebciella, Enterobacter, Serratia, Proteus, Pseudomonas, Providentia, Morganella.
- Staphylococcus soprophyticus
- Staphylococcus epidermides
- Staphylococcus aureus
- streptococcus agalactiae
- enterococcus fecalis
- anaerob
- candida albikans
- torulopsis glabrata
- chlamydia trachomatis
PATOFISIOLOGI
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
- Penyebaran endogen yaitu kontak langsung daro tempat terdekat.
- Hematogen.
- Limfogen.
- Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
FAKTOR RESIKO yang membuat seseorang bisa terkena ISK.
a. Salah cebok.
Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti ini sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
b. Kebiasaan menahan kencing.
Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluran kencing. Sedangkan pada pria, meski dia menahan kencing, uretranya
tetap panjang.
c. Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks.
Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke salurang kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis," jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing sakit dan anyang-anyangan.
d. Penyakit kelamin.
Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dan menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria, 3-4 hari setelah terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan mengeluarkan nanah. Karena itu, pria yang terkena penyakit kelamin bisa cepat berobat.
e. Batu di daerah saluran kencing.
Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. "Misalnya ada infeksi berulang pada saluran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu
f. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing
FAKTOR RESIKO ISK:
- laki-laki
- usia lanjut
- terdapat di ruang emergency perkotaan
- infeksi nosokomial
- kehamilan
- pemakaian foley kateter
- riwayat instrumentasi saluran kemih
- abnormalitas anatomik dan fungsional saluran kemih
- infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanak
- pemakaian anti mikroba baru-baru ini
- keluhan lebih dari 7 hari
- diabetes melitus
- immunosupresi
FAKTOR TERJADINYA ISK REKUREN:
- kehamilan
- kelainan anatomik
- pemakaian difragma
- peningkatan aktivitas seksual
- peningkatan volume reside pasca berkemih
- penurunan daya tahan pejamu
- penyakit sitemik
- riwayat operasi uroginekologi
DIAGNOSA BANDING:
- infeksi saluran kemih bawah ( sistitis dan sindrom uretra akut)
- infeksi saluran kemih atas
- batu saluran kemih
MANIFESTASI KLINIS
- Disuria (nyeri waktu berkemih)
- Peningkatan frekuensi berkemih
- Perasaan ingin berkemih
- Adanya sel-sel darah putih dalam urin
- Nyeri punggung bawah atau suprapubic
- Kadang-kadang, demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
- hematuria
- nyeri pada skrotum (laki-laki)
PENCEGAHAN
- Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.
- Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rektum
- Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
- Buang air seni sesering mungkin (setiap 3 jam) untuk mengosongkan kandung kemih dan jangan menunda membuang air seni, karena perbuatan ini justru merupakan penyebab terbesar dari ISK; Buang air seni sesudah hubungan kelamin, hal ini membantu menghindari saluran urin dari bakteri.
- Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
- Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
- Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti, bakteri akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab
PENGOBATAN:
Antibiotik yang digunakan pada Infeksi Saluran Kemih non-komplikasi
TRIMETHOPRIM-SULFAMETHOXAZOLE
Nama Generik : Co-trimoxazole
Nama Dagang :
- Bactrim® (Roche),
- Kaftrim® (Kimia Farma),
- Inatrim® (Indo Farma),
- Primadex® (Dexa Medica),
- Sanprima® (Sanbe),
- Triminex® (Konimex)
Indikasi :
- Infeksi Saluran Kemih,
- Infeksi Saluran Pencernaa,
- Infeksi Saluran Pernapasan,
- Infeksi kulit
Kontra Indikasi :
- hipersensitif terhadap komponen obat, anemia megaloblastik
Bentuk Sediaan :
- Tablet ( 80 mg Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole)
- Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
- Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg Sulfamethoxazole )
Dosis :
- Anak diatas 2 bulan : 6-12 mg trimethoprim/ kg/ hari, terbagi dalam 2 dosis (tiap 12 jam)
- Dewasa : 2 x sehari 2 tablet atau 2 x sehari 1 kaplet forte
Efek Samping :
- mual,
- muntah,
- hilang nafsu makan,
- kemerahan pada kulit
Resiko Khusus :
- defisiensi G6PD,
- defisiensi asam folat,
- wanita hamil dan menyusui,
- gangguan fungsi hati,
- gangguan fungsi ginjal.
CIPROFLOXACIN
Nama Generik : Ciprofloxacin
Nama Dagang :
- Ciproxin® (Bayer),
- Interflox® (Interbat),
- Nilaflox® (Nicholas),
- Quidex® (Ferron),
- Renator® (Fahrenheit),
- Scanax® (Tempo Scan Pasific)
Indikasi :
- Infeksi Saluran Kemih,
- Sinusitis Akut,
- Infeksi Kulit,
- Infeksi Tulang dan Sendi,
- Demam Typhoid,
- Pneumonia Nosokomial
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan quinolon lain
Bentuk Sediaan :
- Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg);
- Tablet lepas lambat ( 500 mg, 1000 mg )
Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam
Efek Samping :
- ruam kulit,
- diare,
- mual,
- muntah,
- nyeri perut,
- sakit kepala,
- susah tidur,
- jantung berdebar-debar,
- halusinasi
Resiko Khusus :
- Pasien dengan gangguan ginjal,
- Wanita hamil dan menyusui.
Pengobatan dosis tunggal Amoxicillin, 3 g Ampicillin, 2 g Cephalosporin, 2 g Nitrofurantoin, 200 mg Trimetoprim-sulfametoksazole, 320 / 160 mg |
Pengobatan 3 hari Amoxicillin, 500 mg 3x sehari Ampicillin, 250 mg 4x sehari Cephalosporin, 250 mg 2x sehari Ciprofloxacin, 250 mg 2x sehari Levofloxacin, 250 mg setiap hari Nitrofurantoin, 50 – 100 mg 4x sehari, 100 mg 2x sehari Trimetoprim-sulfametoksazole, 160 / 800 mg 2x sehari |
Obat – obat lain Nitrofurantoin, 100 mg 4x sehari, 10hari Nitrofurantoin, 100 mg untuk 10hari bedrest |
Alternative untuk pengobatan yang gagal sebelumnya Nitrofurantoin, 100 mg 4x sehari, selama 21hari |
Pengobatan untuk bakteri yang menetap atau kambuh Nitrofurantoin, 100 mg sampai masa kehamilan berakhir |
Walaupun kehamilan tidak meningkatkan virulensi dari bakterinya, tetapi stasis urin dan refluk vesikoureteral dapat menjadi predisposisi infeksi pada traktus urinarius atas.