Rabu, 08 Juli 2009

tugas tutorial skenario 2 blok XI

DATA KB IMPLANT:

http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/susuk.htm


http://www.google.co.id/search?hl=id&q=leukorea&meta=&aq=f&oq=
PENGERTIAN
flour albus adalah keluarnya cairan dari organ reproduksi yang bukan darah. Pengeluaran cairan itu bersifat tidak normal (patologis), jika telah terjadi infeksi baik oleh bakteri, jamur, maupun parasit.
EPIDEMIOLOGI
Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur.
Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan.
Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah
  1. Trikomoniasis,
  2. Vaginosis bacterial, dan
  3. Kandidiasis.
ETIOLOGI
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
  1. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
  2. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
  3. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
  4. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
  5. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.
Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
A. Infeksi :
  1. Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus
  2. Jamur : Candida albicans
  3. Protozoa : Trichomonas vaginalis
  4. Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus
B. Iritasi :
  1. Sperma, pelicin, kondom
  2. Sabun cuci dan pelembut pakaian
  3. Deodorant dan sabun
  4. Cairan antiseptic untuk mandi
  5. Pembersih vagina
  6. Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
  7. Kertas tisu toilet yang berwarna.
C. Tumor atau jaringan abnormal lain
D. Fistula
E. Benda asing
F. Radiasi
G. Penyebab lain
  1. Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
  2. Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis”

PATOGENESIS

GEJALA KLINIS

beberapa gejala fluor albus:

  1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri
  2. Sekret vagina yang bertambah banyak
  3. Rasa panas saat kencing
  4. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
  5. Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk

PEMERIKSAAN PENUNJANG

  1. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.
  2. Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius
  3. Sitologi vagina
  4. Kultur sekret vagina
  5. Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
  6. Ultrasonografi (USG) abdomen
  7. Vaginoskopi
  8. Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
  9. Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
  10. Pemeriksaan PH vagina.
  11. Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 %
  12. Pulasan dengan pewarnaan gram .
  13. Pap smear.
  14. Biopsi.
  15. Test biru metilen.

PENATALAKSNAAN

  1. Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit.
  2. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya.
  3. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit

Tujuan pengobatan:

Menghilangkan gejala - Memberantas penyebabrnya- Mencegah terjadinya infeksi ulang- Pasangan diikutkan dalam pengobatan

Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk menghilangkan kecemasannya.

Patologi : Tergantung penyebabnyaBerikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :

1. Candida albicans

Topikal:

  1. Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
  2. Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
  3. Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 – 14 hari

Sistemik:

  1. Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
  2. Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
  3. Nimorazol 2 gram dosis tunggal- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggalPasangan seksual dibawa dalam pengobatan2.

2. Chlamidia trachomatis

  1. Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
  2. Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
  3. Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
  4. Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
  5. Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
  6. Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari3.

3. Gardnerella vaginalis

  1. Metronidazole 2 x 500 mg
  2. Metronidazole 2 gram dosis tunggal
  3. Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
  4. Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan

4. Neisseria gonorhoeae

  1. Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
  2. Amoksisiklin 3 gr im
  3. Ampisiillin 3,5 gram im atau

Ditambah :

  1. Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
  2. Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
  3. Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
  4. Tiamfenikol 3,5 gram oral
  5. Kanamisin 2 gram im
  6. Ofloksasin 400 mg/oral

5. Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase:

  1. Seftriaxon 250 mg im atau
  2. Spektinomisin 2 mg im atau
  3. Ciprofloksasin 500 mg oral

Ditambah:

  1. Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
  2. Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
  3. Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

6. Virus herpeks simpleksBelum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas

  1. Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
  2. Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
  3. Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder

PENCEGAHAN

  1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
  2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
  3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
  4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
  5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
  6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
  7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar